Wednesday, 30 March 2011

Kajian tentang Ya'juj dan Ma'juj

Ya’juj dan Ma’jûj dalam ajaran Islam benar adanya. Kebenaran kisah ini didasarkan kepada ayat al-Qur’an, hadits, juga Ijma para ulama.

Dalam al-Qur’an, misalnya, kisah ini disebutkan oleh Allah, di antaranya dalam surat al-Anbiya ayat 96:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ

Artinya: “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma’jûj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang Tinggi” (QS. Al-Anbiya: 96).
Sedangkan dalam hadits, Rasulullah saw bersabda:


عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ [رواه مسلم]

Artinya: "Hudzaifah bin Usaid al-Ghifary berkata: 'Rasulullah saw datang menghadap kami, pada saat kami sedang bercakap-cakap. Rasulullah saw lalu bersabda: "Apa yang sedang kalian bicarakan?". Mereka menjawab: "kami sedang ngobrol tentang kiamat". Rasulullah saw bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya: munculnya asap tebal (ad-Dukhan), keluarnya Dajjal, Binatang tertentu (ad-daabbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa as, Ya'juj dan Ma’jûj, terjadinya tiga gerhana dalam waktu yang sama; gerhana di timur, barat dan di jazirah Arab, dan tanda paling akhir adalah keluarnya api dari negeri yaman yang membuat para penduduknya meninggal dunia”. (HR. Muslim).

Demikian juga telah menjadi Ijma’ para ulama, sebagaimana dinukil oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam kitabnya at-Tamhîd, bahwa Ya’jûj dan Ma’jûj itu ada. Dalam kitab tersebut, setelah menjelaskan telah terjadi Ijma’ para ulama, Ibnu Abdil Barr mengatakan: “Kisah akan keluarnya Ya’juj dan Ma’jûj menuju manusia dari belakang tembok yang tinggi adalah sesuatu yang benar keberadaannya. Karena di samping disebutkan oleh Allah dalam al-Qur’an, juga ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, dan tidak ada ruang bagi akal untuk persoalan ini, karenanya kita wajib mengimaninya”.

Bahkan, menurut Ibnu Hazm dalam kitabnya al-Fashlu fil Milal wal Ahwâ’ wan Nihal, persoalan Ya’jûj Ma’jûj ini bukan hanya kita ummat Islam yang mengimaninya, akan tetappi kaum Yahudi dan Nashrani pun sama meyakininya, karena kisah ini juga disebutkan dalam kitab suci mereka. Bahkan, Aristoteles pun sudah menyebutnya dalam kitab al-Hayawân, demikian juga dengan Ptolemeus dalam kitabnya Jughrâfiyyâ. Berikut ini penuturan Ibnu Hazm dimaksud:

وقد ذكر أمر يأجوج ومأجوج في كتب اليهود التي يؤمنون بها ويؤمن بها النصارى وقد ذكر يأجوج ومأجوج والسد ارسطاطاليس في كتابه في الحيوان عند كلامه على الغرانيق وقد ذكر سد يأجوج ومأجوج بطليموس في كتابه المسمى جغرافيا

Dari sini jelas, bahwa kisah seputar Ya’juj Ma’jûj dalam ajaran Islam benar keberadaannya. Lalu siapa sebenarnya Ya’juj Ma’jûj ini? Mari kita lihat terlebih dahulu asal usul akar katanya.

Asal usul / akar kata Ya’juj Ma’jûj

Ibnu Hajar al-‘Asqalany dalam Fathul Bâri menyimpan bab khusus berjudul Ya’jûj wa Ma’jûj (Ya’juj dan Ma’jûj). Dalam ulasannya seputar Ya’juj Ma’jûj, Ibnu Hajar mengatakan:

ويأجوج ومأجوج بغير همز لأكثر القراء، وقرأ عاصم بالهمزة الساكنة فيهما وهي لغة بني أسد، وقرأ العجاج وولده رؤبة أأجوج بهمزة بدل الياء وهما اسمان أعجميان عند الأكثر منعا من الصرف للعلمية والعجمة، وقيل بل عربيان، واختلف في اشتقاقهما فقيل من أجيج النار وهو التهابها، وقيل من الأجة بالتشديد وهي الاختلاط أو شدة الحر وقيل من الأج وهو سرعة العدو، وقيل من الأجاج وهو الماء الشديد الملوحة، ووزنهما يفعول ومفعول وهو ظاهر قراءة عاصم وكذا الباقين إن كانت الألف مسهلة من الهمزة، فقيل فاعول من يج مج، وقيل مأجوج من ماج إذا اضطرب، ووزنه أيضا مفعول قاله أبو حاتم، قال والأصل موجوج، وجميع ما ذكر من الاشتقاق مناسب لحالهم، ويؤيد الاشتقاق وقول من جعله من ماج إذا اضطرب قوله تعالى ( وتركنا بعضهم يومئذ يموج في بعض ) وذلك حين يخرجون من السد.

Artinya: “Kata Ya’juj Ma’jûj menurut para ahli qirâ’at dibaca tanpa menggunakan hamzah. Sedangkan Imam ‘Ashim membacanya dengan memakai huruf hamzah yang dimatikan, dan ini adalah bahasa Bani Asad. Sementara al-‘Ajjâj dan putranya Ru’bah membacanya Âjuj, dengan menggunakan hamzah sebagai ganti dari huruf ya. Baik kata Ya’juj maupun Ma’jûj, keduanya adalah kata asing (bukan berasal dari bahasa Arab) menurut sebagian besar ulama. Dan karena kata itu termasuk kata ‘ajam (dari bahasa asing) juga isim alam, maka keduanya tidak boleh memakai tanwin (mamnû’ minas sharf). Sebagian pendapat lain mengatakan, keduanya adalah kata dari bahasa Arab.

Para ulama juga berbeda pendapat seputar asal katanya. Sebagian mengatakan, ia berasal dari kata ajîjin nâr yang berarti kilapan api (iltihâbuhâ). Sebagian lainnya mengatakan berasal dari kata al-Ajjah dengan mentasydid huruf jim nya yang berarti bercampur (al-ikhtilât) atau sangat panas (syiddatul harr). Sebagian yang lain mengatakan berasal dari kata al-ajj yang berarti sangat cepat menyerang musuh (sur’atul ‘adw). Sebagian lain mengatakan berasal dari kata al-ajâj yang berarti air yang sangat asin (al-mâ asy-syadîd al-mamlûhah).

Sedangkan wazan nya (bentuk katanya) adalah wazan yaf’ûl dan maf’ûl, dan ini merupakan bacaan yang jelas menurut ‘Ashim dan yang lainnya, jika huruf alif nya sebagai ganti dari huruf hamzah yang diringankan. Sebagian ulama lain mengatakan, wazan nya sama dengan wazan fâ’ûl dari kata yajja majja.

Menurut Abu Hâtim, kata ma’jûj diambil dari ikata mâja jika ia goncang atau bercampur, dan wazannya pun sama wazan maf’ûl. Abu Hatim juga berkata, asal kata Ma’jûj dari kata maujûj. Semua yang disebutkan di atas sesuai dengan keadaan Ya’juj Ma’jûj ini.

Semua pendapat tentang asal muasal kata Ya’juj Ma’jûj juga yang mengatakan kata tersebut diambil dari kata mâja jika goncang atau bercampur tersebut dikuatkan dengan ayat berikut ini: “Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain” (QS. Al-Kahfi: 99), dan hal itu terjadi ketika mereka keluar dari tembok tersebut”.

Sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan Ibnu Hajar di atas, seorang ulama dari India bernama Abul Kalâm Azâd dalam bukunya yas’alûnaka ‘an dzil qarnaîn mengatakan: “Kata Ya’juj dan Ma’jûj nampak seolah keduanya itu bahasa Ibrani. Namun, sebenarnya tidak demikian. Kedua kata itu asalnya adalah bahasa asing yang bahasanya mirip seperti bahasa Ibrani. Dalam bahasa Yunani, kedua kata tersebut dibaca Gog Magog”.

Sedangkan menurut para ulama Kristen, Ya’juj Ma’jûj ini berarti raja. Hal ini misalnya seperti yang ditulis dalam catatan kaki Bible (al-Kitâb al-Muqaddas) berbahasa Arab yang saya punya, pada jilid pertama. Dalam buku tersebut ditulis:

وأما يأجوج ومأجوج فلا شك أن يأجوج ومأجوج اسم بلاد أو شعب في الشمال، وجوج كلمة بلسان أولئك الشعب، بمعنى قائد أو مالك، وهي كلها ألفاظ رمزية تشير إلى أعداء الكنيسة....والذي ذهب إليه كثير معلمي الكاتوليك أن جوج رمز إلى شخص الدجال، أو إلى كبير وزرائه.

Artinya: “Adapun Ya’jûj Ma’jûj, tidak diragukan lagi bahwa keduanya adalah nama negeri atau nama masyarakat di sebelah selatan. Kata Gog merupakan kata dari bahasa masyarakat tersebut yang artinya pemimpin atau raja. Semua kata ini adalah kata-kata symbol semata yang menunjukkan untuk musuh-musuh gereja. …Sedangkan menurut sebagian besar ulama Katolik, Gog ini merupakan symbol sosok Dajjal atau sosok menteri terhebatnya”.

Demikian, seputar asal usul kata Ya’juj Ma’jûj, yang nampak bahwa dia bukan berasal dari bahasa Arab tapi bahasa asing, yang tidak diketahui pastinya dari bahasa mana. Hanya, dalam bahasa Arab dikenal Ya’juj Ma’jûj, sedangkan dalam bahasa Yunani dikenal dengan sebutan Gog Magog.

Siapa Ya’juj Ma’jûj ini?

Ya’juj Ma’jûj bukanlah dari kelompok Jin atau sejenisnya. Mereka adalah manusia biasa. Ya’juj Ma’juj juga bukan nama untuk dua sosok manusia, akan tetapi nama untuk dua kelompok manusia yang jumlahnya sangat banyak dari keturunan Nabi Adam as. Keduanya merupakan sekelompok manusia dalam jumlah sangat banyak dari keturunan Yafuts putranya Nabi Nuh as. Bahkan, Ibnu Abdil Barr dalam at-Tamhîd mengatakan, para ulama telah sepakat bahwasannya Ya’juj Ma’jûj berasal dari keturunan Yafuts bin Nuh.

Menurut para ahli sejarah Islam, Nabi Nuh mempunyai tiga orang putra, yaitu Sam, Ham dan Yafuts. Sam merupakan bapaknya orang-orang Arab dan Persia juga Rum; Ham merupakan bapaknya orang-orang Ethiopia, Nubia dan Afrika; sedangkan Yafuts merupakan bapaknya orang-orang Turki, suku keturunan Aria, termasuk juga keturunan China. Karena itu, penduduk Chiha, India, juga penduduk Asia Timur kebanyakannya adalah dari keturunan Yafuts.

Dalil bahwa Ya’juj Ma’jûj ini dari keturunan Nabi Adam as adalah hadits di bawah ini:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: ((يَا آدَمُ)). فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِى يَدَيْكَ. فَيَقُولُ: ((أَخْرِجْ بَعْثَ النَّار)). قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ، فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى، وَمَا هُمْ بِسُكَارَى، وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ)). قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ؟ قَالَ: ((أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلٌ، وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْف)) [متفق عليه]

Artinya: “Dari Abu Sa’id al-Khudry, Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Wahai Adam!”. Adam menjawab: “labbaika ya Allah dan seluruh kebaikan berada di tanganMu”. Allah kembali berfirman: “Keluarkanlah utusan penghuni neraka!” Nabi Adam bertanya kembali: “Apa utusan penghuni neraka itu?” Allah menjawab: “Dari setiap seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan, yaitu pada saat anak-anak seketika menjadi beruban (tua), setiap ibu yang baru hamil melahirkan, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk. Mereka tidak mabuk, namun Karena siksa Allah yang sangat keras”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana perbandingan kami yang satu ini?” Rasul menjawab: “Ketahuilah, dari kalian satu orang, dari Ya’juj Ma’jûj seribu orang” (HR. Bukhari Muslim).

Hadits di atas selain menjadi dalil bahwa Ya’juj Ma’jûj adalah dari jenis manusia dan dari keturunan Adam, juga menunjukkan bahwa jumlah mereka sangat banyak; seribu berbanding satu. Jika kita perhatikan hadits-hadits tentang Ya’juj Ma’jûj ini, terdapat perbedaan dalam hal jumlah, ada yang mengatakan seribu banding satu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan banding satu bahkan dalam riwayat dari Abu Hurairah berjumlah 199 banding satu.

Jumlah ini, menurut al-Karmany sebagaimana dikutip oleh al-Mubârakfûry dalam Tuhfatul Ahwadzi, bukanlah yang penting. Jumlah-jumlah tersebut hanya sebagai gambaran bahwa pada saat itu jumlah orang-orang durhaka jauh lebih banyak dari pada orang-orang beriman. Bahkan, saking banyaknya jumlah mereka saat itu, dalam hadits-hadits lain disebutkan, mereka seperti semut atau belalang yang beterbangan. Dan karena itu, orang-orang mu’min tidak dapat membendungnya, sehingga terpaksa orang-orang mukmin bersama Nabi Isa as diperintahkan oleh Allah untuk mundur dan naik ke gunung el-Thur, dan setelah itu, Allah lah yang memusnahkan mereka dengan sekali penghancuran.

Bukan hanya itu, saking banyaknya jumlah mereka, dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim, dari Abu Sa’id al-Khudry dikisahkan, mereka terus mengejar orang-orang muslim, dan begitu mereka melalui sebuah sungai mereka minum di sungai tersebut, sampai seketika sungai tersebut menjadi kering.

Dimanakah mereka kini berada?

Tidak ada satupun keterangan, hemat saya, baik dalam al-Qur’an maupun hadits yang menjelaskan di mana posisi mereka sekarang berada. Namun, yang jelas dalam surat al-Kahfi Allah menjelaskan bahwa mereka saat ini berada di belakang dinding atau tembok atau benteng yang sangat tinggi, kokoh dan keras yang dibangun oleh Dzul Qarnaen. Benteng dan dinding itulah yang menghalangi mereka berkeliaran di muka bumi. Dan suatu saat nanti ketika menjelang hari Kiamat tiba, Allah akan mengizinkan mereka keluar dari tembok tersebut dan langsung menyerbut penghuni bumi laksana semut yang sangat banyak yang dibuka dari lobangnya. Dan jika itu sudah terjadi, maka itu sebagai tanda kiamat sudah sangat dekat.

Meskipun tidak ada satupun keterangan yang menjelaskan di mana mereka kini berada, para ulama mencoba memberikan penafsiran-penafsiran. Semua penafsiran ini bertumpu pada satu pemahaman bahwa mereka dari keturunan Yafuts, yaitu masyarakat Turki, China dan Asia Timur saat ini.

Ibnu Abbas misalnya mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Imam at-Thabari, Imam al-Qurthubi, Imam al-Alusy juga Imam al-Baidhawi dalam kitab-kitab tafsir mereka, bahwa mereka berada di perpotongan negeri Turki, tepatnya di daerah antara Armenia dan Adzerbaijan”.

Sedangkan menurut Imam Jamaluddin al-Qasimi dalam tafsirnya yang berjudul Mahâsinut Ta’wîl, ketika menafsirkan ayat-ayat seputar Ya’juj Ma’jûj dan Dzul Qarnaen dalam surat al-Kahfi, berkata bahwasannya sebagian ulama mengatakan: “Yajuj Ma’jûj berada di belakang gunung Qauqaz, yang menurut orang Arab lebih dikenal dengan nama Gunung Qaf, di daerah Dâgastan. Di daerah tersebut ada dua kabilah, yaitu Âqûq dan Maqûq, yang jika dialihkan ke dalam bahasa Arab menjadi Ya’juj Ma’jûj. Kedua kabilah tersebut sangat terkenal di kalangan para ulama, dan juga disebutkan dalam kitab-kitab Ahlul Kitab. Dari kedua suku tersebut juga melahirkan banyak keturunan dari penduduk selatan dan timur Rusia juga Asia”.

Sedangkan menurut Abul A’la al-Maududi ketika menafsirkan surat al-Kahfi mengatakan: “Yang lebih mendekati kebenaran, Ya’juj dan Ma’jûj ini adalah kabilah Rusia dan China Selatan yang dikenal dengan suka Tatar, Mogol, Houn, Sabits dan lainnya”.

Sejarawan Yahudi yang bernamaa Busifus mengatakan: “Ya’juj Ma’jûj saat ini berada di daerah selatan dan timur laut hitam”.

Demikian, ijtihad para ulama seputar di mana Ya’juj Ma’jûj saat ini berada. Semua itu sekali lagi adalah upaya ijtihad mereka semata. Adapun letak dan tempat persisnya, hanya Allah yang mengetahui, dan kita sepenuhnya menyerahkan kepadaNya. Yang jelas mereka saat ini berada di dalam kurungan benteng dan dinding kokoh yang dibangun oleh Dzul Qarnaen.

Hanya saja, dalam banyak hadits disebutkan, setiap hari mereka sudah mencoba melobangi dinding dan tembok tersebut, agar mereka dapat keluar. Bahkan, sampai masa Rasulullah saw pun, mereka sudah dapat melobanginya sebesar lobang lipatan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari (kurang lebih sebesar bola pingpong). Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ جَحْشٍ رضى الله عنهن أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ: ((لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ)). وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامِ وَالَّتِى تَلِيهَا. قَالَتْ زَيْنَبُ ابْنَةُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: ((نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخُبْث)) [متفق عليه]

Artinya: “Dari Zainab bint Jahsy bahwasannya Rasulullah saw pernah masuk ke rumah dalam keadaan penuh ketakutan, sambil bersabda: “Lâ ilâha illallâh, celaka orang-orang Arab, karena kejahatan telah banyak dilakukan. Hari ini telah penutup Ya’juj Ma’jûj sudah terbuka sebesar ini” Lalu beliau melingkarkan antara ujung ibu jari dengan telunjuknya. Zainab bint Jahsy lalu berkata: “Ya Rasulullah, apakah kami akan binasa, sementara masih ada orang shaleh di antara kami?” Rasulullah saw menjawab: “Iya, jika kejahatan sudah banyak dilakukan” (HR Bukhari Muslim).

Bahkan dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim, Rasulullah saw menjelaskan bahwa setiap hari Ya’juj Ma’jûj menggali lobang penutup dan penghalang mereka. Setiap saat mereka lakukan itu, dan ketika matahari hendak mulai terbit, mereka menghentikan galiannya, dan kembali meneruskan di keesokan harinya. Demikian juga, begitu matahari hendak terbit, kembali mereka menghentikan pekerjaannya, dan baru dikerjakan pada keesokan harinya, damikian seterusnya.

Kapan Ya’juj Ma’jûj dikeluarkan?

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa saat ini Ya’juj Ma’jûj berada di dalam dinding atau tembok atau goa yang dibangun Dzul Qarnaen dahulu. Mereka baru dapat keluar, ketika Allah nanti sudah mengizinkannya. Dan jika itu terjadi, maka pertanda kiamat sudah sangat dekat.

Hanya saja, Ya’juj Ma’jûj baru dikeluarkan oleh Allah, ketika Nabi Isa saat itu sudah diturunkan ke bumi setelah sebelumnya Allah juga mengijinkan Dajjal keluar. Nabi Isa as kemudian membunuh Dajjal tersebut, dan tidak lama setelah itu, Ya’juj Ma’jûj pun dikeluarkan. Dalil bahwa Ya’juj Ma’jûj suatu saat akan dikeluarkan dan sebagai tanda kimat sudah sangat dekat adalah firman Allah di bawah ini:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ * وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِين

Artinya: “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma’jûj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang Tinggi. Dan Telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiya: 96, 97).

Sementara dalil bahwa Ya’juj Ma’jûj dikeluarkan setelah Nabi Isa dapat membunuh Dajjal adalah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam bab al-Fitan, hadits nomor 110 dan 111, yang ringkasnya adalah:

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((....ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّى قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِى لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِى إِلَى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُون.....)) [رواه مسلم]

Artinya: “An-Nawwâs bin Sam’ân berkata: “Rasulullah saw bersabda: “….Kemudian sekelompok kaum yang terjaga dari tipu daya Dajjal mendatangi Nabi Isa as. Lalu Nabi Isa as mengusap muka mereka, dan ia juga menceritakan derajat surga yang akan mereka raih kelak. Pada saat Nabi Isa sedang ngobrol-ngobrol begitu, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Nabi Isa: “Aku telah mengeluarkan sekelompok hambaKu yang tidak akan ada seorang pun dapat memerangi atau melawannya, karena itu bawalah hamba-hambaKu yang shaleh ini ke gunung el-Thur. Allah lalu mengirimkan Ya’juj Ma’jûj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi…” (HR. Muslim).

Bagaimana Ya’juj Ma’jûj binasa?

Dalam hadits Shahih riwayat Imam Turmudzi, Ahmad, Ibnu Majah dan lainnya disebutkan bahwa ummat Islam pada saat itu akan mengalami masa-masa kesulitan karena turunnya Ya’juj Ma’jûj ini selama tujuh tahun.

Dan tidak ada yang dapat melawan juga membinasakan Ya’juj Ma’jûj tersebut selain Allah. Untuk menyelamatkan orang-orang Shaleh, Allah memerintahkan Nabi Isa as membawa meraka naik ke atas gunung el-Thur. Dan ketika semua orang shaleh sudah berada di atas gunung tersebut, sementara Ya’juj Ma’jûj di bawah, pada saat itulah Allah membinasakan dan memusnahkan mereka.

Dalam hadits tersebut disebutkan, Allah akan mengutus pasukan cacing, belatung yang menumpuk di atas bahu-bahu mereka. Belatung-belatung itulah yang akan menghabiskan mereka. Dan pada saat yang sangat serentak Ya’juj Ma’jûj yang berjumlah sangat banyak itu binasa, hancur dan musnah seketika. Demikian kisah hancur dan binasanya Ya’juj Ma’jûj.

Kisah Ya’juj Ma’juj dalam Bible

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibnu Hazm di atas, bahwasannya kisah Ya’juj Ma’juj ini juga diyakini oleh orang Yahudi dan Nashrani, karena disebutkan dalam kitab suci mereka. Hanya, memang dengan nama yang sedikit berbeda; Jûj Mâjûj (dalam bahasa Arab) atau Gog Magog (dalam bahasa latin). Dan kata Gog Magog ini sebagaimana telah disampaikan di atas, berasal dari bahasa Yunani.

Kisah Ya’juj Ma’jûj dalam agama Yahudi dan Kristen, sepengetahuan saya, disebutkan dalam Bible, tepatnya dalam Perjanjian Lama (al-‘Ahdul Qadîm), yaitu dalam at-takwîn atau Kitab Kejadian, pasal 10, ayat 1 dan 2. Dalam pasal tersebut menceritakan bahwa Magog ini adalah dari keturunan Yafuts bin Nuh. Berikut saya kutipkan pasal dimaksud:

1-وهذه مواليد بني نوح: سام وحام ويافث. وولد لهم بنون بعد الطوفان.
2-بنو يافث: جومر وماجوج وماداي وياوان وتوبال وماشك وتيراس.

Artinya: “(1) Inilah keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh. Setelah air bah itu lahirlah anak-anak lelaki bagi mereka. (2) Keturunan Yafet ialah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras. (2) Anak-anak Yafet ialah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras” (Bible: Kitab Kejadian: 10/1, 2).

Jadi dalam hal silsilah keturunan Ya’juj Ma’juj, terdapat kesamaan antara sejarawan muslim dengan Yahudi dan Nashrani, bahwa Ya’juj Ma’juj berasal dari keturunan Yafuts bin Nuh as, atau keturunan Nabi Adam as.

Berikutnya, Perjanjian Lama (al-‘Ahdul Qadîm) juga menyebutkan kisah Ya’juj Ma’juj ini dalam Kitab Hizqiyâl atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Indonesia menjadi Yehezkiel, pada pasal 38 ayat 1-23, juga dalam pasal 39 ayat 1-17. Dalam pasal ini juga nampak kesamaan dengan agama Islam bahwa Gog Magog adalah musuh atau orang jahat yang harus diperangi. Berikut ini saya kutipkan di antara ayat yang menjelaskan permusuhan dimaksud:

1-وكان إلي كلام الرب قائلا:
2-((يا ابن آدم، اجعل وجهك على جوج، أرض ماجوج رئيس روش ماشك وتوبال، وتنبأ عليه
3-وقل: هكذا قال السيد الرب: هأنذا عليك يا جوج رئيس روش ماشك وتوبال.
4-وأرجعك، وأضع شكائم في فكيك، وأخرجك أنت وكل جيشك خيلا وفرسانا كلهم لابسين أفخر لباس، جماعة عظيمة مع أتراس ومجان، كلهم ممسكين السيوف.

Artinya: (1) Tuhan berkata kepadaku: (2) "Hai manusia, kutukilah Gog di tanah Magog, yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal dan lawanlah dia (3) Dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, hai Gog raja agung negeri Mesekh dan Tubal (4) Aku akan menarik engkau dengan mengenakan kelikir pada rahangmu dan membawa engkau ke luar beserta seluruh tentaramu, yaitu pasukan berkuda, semuanya berpakaian lengkap, suatu kumpulan orang banyak dengan perisai besar dan kecil dan semuanya berpedang di tangannya (Yehezkiel: 38: 1-4).

Sedangkan kisah musnah dan binasanya Gog Magog disebutkan dalam pasal berikut ini:

1-وأنت يا ابن آدم تنبأ على جوج وقل: هكذا قال السيد الرب: هأنذا عليك يا جوج رئيس روش ماشك وتوبال.
2-وأردك وأقودك وأصعدك من أقاصي الشمال وآتي بك على جبال إسرائيل.
3-وأضرب قوسك من يدك اليسرى، وأسقط سهامك من يدك اليمنى.
4-فتسقط على جبال إسرائيل أنت وكل جيشك والشعوب الذين معك. أبذلك مأكلا للطيور الكاسرة من كل نوع ولوحوش اللحقل
5-على وجه العقل تسقط، لأني تكلمت، يقول السيد الرب.
6-وأرسل نارا على ماجوج وعلى الساكنين في الجزائر آمنين، فيعلمون أني أنا الرب.
7-وأعرف باسمي المقدس في وسط شعبي إسرائيل، ولا أدع اسمي المقدس ينجس بعد، فتعلم الأمم أني أنا الرب قدوس إسرائيل.

Artinya: “(1) Dan engkau, anak manusia, bersemangatlah melawan Gog dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, hai Gog raja agung negeri Mesekh dan Tubal (2) Dan Aku akan menarik dan menuntun engkau, dan Aku akan mendatangkan engkau dari utara sekali dan membawa engkau ke gunung-gunung Israel. (3) Aku akan memukul tangan kirimu sehingga busurmu jatuh dan membuat panah-panahmu berjatuhan dari tangan kananmu. (4) Di atas gunung-gunung Israel engkau akan rebah dengan seluruh bala tentaramu beserta bangsa-bangsa yang menyertai engkau; dan engkau akan Kuberikan kepada burung-burung buas dari segala jenis dan kepada binatang-binatang buas menjadi makanannya. (5) Engkau akan rebah di padang, sebab Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan. (6) Aku mendatangkan api ke atas Magog dan ke atas orang-orang yang diam di daerah pesisir dengan aman tenteram, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan. (7) Dan Aku akan menyatakan nama-Ku yang kudus di tengah-tengah umat-Ku Israel dan Aku tidak lagi membiarkan nama-Ku yang kudus dinajiskan, sehingga bangsa-bangsa akajavascript:void(0)n mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Yang Mahakudus di Israel” (Yehezkiel: 38: 1-7)

Demikian kisah Ya’juj Ma’juj versi Bible. Dari pemaparan di atas jelas ada kesamaan kisah Ya’juj Ma’juj antara Islam dengan Nashrani dan Yahudi. Namun, tentu dalam ajaran Islam penjelasan dan landasannya sangat kuat, lebih detail dan tidak membingungkan. Demikian, semoga bermanfaat.Yang benar hanya datang dari Allah dan RasulNya, yang salah datang dari kebodohan saya sendiri, dan Allah juga RasulNya terbebas dari semua itu. Wallahu a’lam bis shawab.
Aep Saepulloh D

1 comment:

Resources